TEMPO.CO, Jakarta - Panjangnya masa penawaran instrumen surat utang negara (SUN) berbasis tabungan atau saving bonds retail (SBR) seri SBR004 dipercaya menjadi salah satu kunci keberhasilan meraih jumlah pemesan hingga di atas Rp3 triliun.
Baca: Bukan Cina, Ini Negara Pemberi Utang Terbesar ke RI
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menilai masa penawaran SBR004 yang panjang membuka kesempatan lebih besar bagi masyarakat yang semakin sadar berinvestasi dengan adanya instrumen SUN berbasis tabungan.
“Selain kesadaran berinvestasi, kami melihat adanya kesadaran berbangsa para pemesan instrumen SBR004 untuk berkontribusi langsung dalam pembangunan negara melalui instrumen SUN berbasis tabungan,” tuturnya, seperti dikutip dari Bisnis.com, Jumat 7 September 2018.
Savings Bond Ritel adalah produk SUN untuk investor individu (ritel) yang penjualannya dilakukan melalui sistem online yang dikenal dengan “e-SBN”. Sistem e-SBN merupakan salah satu milestone yang penting dalam upaya Pemerintah mengembangkan dan memperdalam pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.
Inovasi teknologi e-SBN juga telah menjangkau investor di 34 provinsi dan memberikan kemudahan kepada investor untuk berinvestasi di instrumen SUN Ritel selama 24 jam selama masa penawaran sekaligus dapat menjangkau basis investor ritel yang lebih luas.
Hingga pekan ini, SBR004 dengan mengusung tagline “Aku Pun Bisa Investasi” yang diterbitkan secara elektronik (e-SBN) dengan masa penawaran mulai 20 Agustus hingga 13 September 2018 telah mencapai lebih dari Rp3 triliun dari target di atas Rp5 triliun.
Dana hasil penjualan SBR004 tersebut akan dialokasikan pemerintah untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2018, terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.